membantu Langkah-langkahnya ialah 1. Menentukan topik atau tujuan dari pidato yang akan kita bawakan2. Memikirkan konsumsi. Maksud dari konsumsi dalam hal ini adalah pendengar sebagai pengonsumsi informasi dari pidato Menentukan perkiraan situasi saat menyampaikan pidato Menyusun topik dengan tujuan menarik perhatian para pendengarnya nanti. Dan menyesuaikan topik yang telah dipilih tersebut sesuai dengan kondisi atau ada hubungannya dengan para Mulai menyusun bahan pidato dengan awalnya membuat kerangka karangan kemudian menguraikan secara Membuat kerangka dari uraian yang telah di Menguraikan bahan-bahan pidato tersebut secara lebih detail. 8. Menyesuaikan pidato tersebut sesuai dengan struktur pidatonya...Semoga membantuJika bermanfaatJadikan yang terbaik yahh Pertanyaan baru di B. Indonesia mau point free gaklumayan 100 point​ pada hari yang sangat panas kata jendela rumah dapat pecah-pecahan kaca terjadi karena kacang menguap jika ruangan pada bingkai intensitas cukup untuk … membuat pemuaian ini maka bingkai akan menahan pemain kaca akibat kaca dapat pecah untuk mengatasi masalah ini kaca bingkai kaca jendela desain sedikit lebih besar daripada ukuran kaca pada suhu normal kesimpulan dari teks tersebut adalah​ Hasil sederhana dari sin 5x – 4y = .... Rita , Nita dan Mira pergi bersama sama ke tokoh buah. Rita membeli 2 kg apel, 2 kg anggur, dan 1 jeruk dengan harga Nita membeli 3 kg a … pel, 1 kg anggur dan 1 kg jeruk dengan harga Rp. Mira membeli 1 kg apel, 3 kg anggur, dan 2 kg jeruk dengan harga Harga 1 kg apel, 1 kg anggur, dan 4 kg jeruk seluruhnya adalah Kerapian dan kebersihan dalam poin kegiatan pojok baca
menghafalkannaskah pidato; memahami pokok-pokok isi pidato; menentukan topik pidato; Semua jawaban benar; Jawaban yang benar adalah: C. memahami pokok-pokok isi pidato. Dilansir dari Ensiklopedia, sebelum membacakan naskah pidato atau berpidato, hal yang terlebih dahulu kita lakukan adalah memahami pokok-pokok isi pidato. [irp] Pembahasan danKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebelumnya kita sudah membahas tentang pentingnya penulisan naskah digital. Tertarik menulis artikel? Atau menulis berita? Jika kamu mulai tertarik untuk terjun ke dunia penulisan, kamu harus mengetahui prinsip menulis. Dalam penulisan naskah, penulis yang baik berpedoman pada prinsip menulis. Walaupun menulis di media yang berbeda, namun cara mengkomunikasikan ide tetap sama, yaitu melalui kata- prinsip Menulis Menurut Carrol dalam bukunya yang berjudul "Writing For Digital Media", prinsip menulis merupakan hal penting. Prinsip- prinsip penulisan yang baik adalahBe Brief Singkat Penulisan harus jelas dan ringkas. Pembaca tidak mempunyai banyak waktu untuk membaca tulisan Precise Tepat Gunakanlah kata yang tepat sesuai dengan maksud penulis. Agar tidak bermakna ganda dan pesan yang disampaikan jelas, pilihlah kata yang Active Aktif Kalimat aktif lebih baik dibandingkan kalimat pasif. Penggunaan kalimat aktif membuat tulisan seakan Imaginative Imajinasi Berimajinasilah, gunakan analogi, perumpamaan, atau metafora agar tulisan menjadi lebih Direct Langsung Langsung ke intinya tanpa banyak basa- basi. Kalimat yang efektif dapat membantu memahami pembaca untuk memahami isi Consistent Konsisten Penggunaan kalimat harus seimbang. Saat menggunakan kalimat konjungsi koordinasi, gabungkan secara konsistenBe Aware Waspada Hindari plagiarisme, stereotip, generalisasi, lompat ke kesimpulan, argumen melingkar, dan menggunakan kata ganti yang terlalu sering. Hal tersebut dapat menjadi kendala umum yang dialami oleh penulisBe Concise Ringkas Perhatikan kata- kata yang kamu pilih. Pemilihan kata yang baik akan memudahkan pembaca memahami isi tulisanmu. Menurut Garrant dalam bukunya yang berjudul "Writing Multimedia and The Web", menulis untuk multimedia interaktif harus bisa menguasai berbagai teknik, seperti menulis untuk dibaca, menulis untuk didengar, menulis untuk di lihat, dan menulis untuk permintaan spesial. Pembaca web biasanya hanya membaca 'scan' informasi yang mereka butuhkan. Agar penulis menjadi efektif untuk pembaca, Nielsen menyarankan dalam "The Alertbox How Users Read on the Web" agar penulis* Menghighlight kata kunci* Menggunakan subjudul* Menggunakan bulleted list* Menyisipkan satu gagasan utama di setiap paragraf* Menggunakan prinsip penulisan piramida terbalik* Meminimalisir penggunaan kataAlat PenulisanMenulis juga membutuhkan alat. Menurut Clark dalam bukunya yang berjudul "50 Writing Tools", ia memberikan 50 alat penulisan, tiga diantaranya adalah*Bermain dengan kata- kata pilihlah kata- kata yang dapat menghidupkan tulisan. Kata- kata yang umumnya dihindari penulis tetapi umumnya dipahami oleh para pembaca.*Menggali secara konkret dan spesifik carilah informasi sebanyak mungkin. Berpikirlah secara kritis agar dapat menggali lebih banyak jawaban. Perhatikan secara spesifik detail- detail kecil.*Mengenali akar cerita terkadang topik dari cerita berakar pada budaya mendongeng. Kenali mitos, simbolis, dan puitis. Mulai MenulisJika sudah mengerti prinsip menulis, selanjutnya adalah eksekusi. Memulai penulisan dapat diawali dengan menemukan idenya. Pikirkan dan tuliskan apa pun yang ada di pikiranmu. Tulisalah gagasan pokok lalu kaitkan dengan ide- ide terkait. Selain metode tersebut, dapat juga menggunakan pertanyaan, seperti apa topiknya? Apa titik utamanya? Apa tujuan penulisannya?Setelah dasarnya siap, dilanjutkan dengan membuat rangkanya. Pikirkan kerangka penulisan yang enak bagi pembaca. Mulailah menulis kata hingga akhirnya menjadi paragraf runtut. Jangan lupa untuk membaca ulang, revisi bagian yang perlu diubah. Tulisan sudah siap untuk dipublikasikan. Lihat Hobby Selengkapnya
Ciriciri Teks Eksplanasi, Struktur, dan Kaidah, Pahami Sebelum Membuat - Hot Liputan6.com. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Kajian pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarny. √ Langkah Penulisan Teks Prosedur Kompleks yang Tepat. Tujuan Membuat Kerangka Sebelum Membuat Teks Pidato 5 Tahapan Menulis 1. Tahap Pratulis2. Tahap Pembuatan3. Tahap Revisi4. Tahap Penyuntingan5. Tahap Publikasi Tahapan Menulis. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan di mana seseorang dapat menuangkan ide atau gagasannya menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaian Tarigan, 198615. Meski demikian, kegiatan menulis tidak serta-merta terjadi tanpa adanya suatu proses atau tahapan menulis. Artinya kemampuan menulis tidak muncul secara alamiah. Kegiatan menulis juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan Sumarno, 2009 5. Oleh sebab itu, diperlukan keterampilan menulis untuk dapat mengekspresikan sebuah ide atau gagasan untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan. Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang diperoleh atau dilakukan dengan melakukan proses atau tahapan menulis yang sistematis sehingga tulisan dapat dipahami atau dimengerti oleh orang lain atau pembaca. Selain diperlukan proses atau tahapan menulis, kegiatan menulis juga membutuhkan kemampuan menulis yang dibagi ke dalam beberapa kemampuan, di antaranya kemampuan berbahasa yang bersifat produktif, kemampuan mengolah kata, kemampuan menuangkan ide atau gagasan menjadi rangkaian yang sistematis. Sebagai suatu kegiatan atau proses berpikir, saat menulis seseorang dituntut memiliki penalaran yang baik sehingga menghasilkan tulisan yang baik pula. Bernalar dalam menulis merupakan dasar dalam kegiatan menulis. Sehingga seorang penulis memang biasanya memiliki kemampuan nalar yang baik dan juga sistematis untuk menghasilkan tulisan. Kegiatan menulis juga dikatakan sebagai proses atau tahapan menulis yang dilakukan dari hasil proses berpikir. Saat menulis, penulis akan menggabungkan kemampuan mengemukakan pendapat, menggunakan nalar, dan juga mengarang dengan melakukan tahapan menulis yang baik agar tercipta kreativitas dalam menulis. Menulis juga disebut sebagai kegiatan transformatif yang memerlukan kompetensi mengelola cipta, mengelola rasa, mengelola karsa, dan memiliki kompetensi untuk menyampaikan gagasan ke dalam bahasa tulis. Menulis juga disebut sebagai kegiatan berkomunikasi karena penulis akan menyampaikan maksud komunikasi secara tertulis pada pembaca. Oleh sebab itu, penulis perlu mempertimbangkan konteks tulisan yang mencakup tentang apa, kapan, siapa, untuk apa, bentuk tulisannya seperti apa, media penyajian apa yang dipilih, dan sebagainya dengan melihat latar belakang pembaca agar menghasilkan tulisan yang komunikatif. Kegiatan menulis yang dilakukan melalui proses dan tahapan menulis ini juga memiliki tujuan. Berikut ini merupakan berbagai tujuan menulis sebagai proses menuangkan ide atau gagasan. – Kegiatan menulis dilakukan sebagai upaya seorang penulis memberikan informasi atau menyebarkan informasi melalui tulisannya melalui berbagai media, baik media digital maupun media cetak. Tulisan tersebut memuat mengenai informasi, kejadian, atau suatu peristiwa. – Kegiatan menulis yang dilakukan berdasarkan tahapan menulis ini dilakukan untuk memberi keyakinan pada pembaca bahwa melalui tulisan, seorang penulis dapat memengaruhi keyakinan pembacanya. Pembaca yang lantas tergerak hatinya saat membaca tulisan penulis, artinya tulisan dapat disampaikan dengan baik oleh penulis. – Kegiatan menulis melalui proses atau tahapan menulis ini dijadikan sebagai sarana pendidikan dan belajar menulis. Tujuannya adalah sebagai proses belajar menulis bagi penulisnya dan proses pendidikan karena mengandung informasi yang disampaikan oleh penulis dan dinikmati atau dibaca oleh pembaca. Untuk memulai atau melakukan sebuah proses menulis, maka diperlukan tahapan menulis. Tahapan menulis wajib dilakukan dan dikerjakan dengan mengerahkan segala keterampilan menulis, seni, kiat, dan kemampuan lainnya yang dilakukan secara sistematis dan efektif. Sehingga, kegiatan menulis tersebut berlangsung secara efektif dan juga menghasilkan hasil yang baik. Proses atau tahapan menulis ini juga merupakan suatu pendekatan dalam proses menulis karena menekankan bukan hanya mengenai proses menulis yang linear, melainkan rekursif atau berluang. Dengan demikian, kegiatan menulis akan melalui proses atau tahapan menulis yang sistematis tetapi sifatnya tidak kaku. Sifat fleksibel dalam tahapan menulis ini dimaksudkan agar penulis mampu mengembangkan pandangan atau idenya ke dalam ungkapan tulis apa pun, sehingga penulis tidak keberatan melakukan proses atau tahapan menulis dan akan menghasilkan tulisan yang berkualitas serta dapat diterima oleh pembaca. Sebuah sistem kreatif di dalam kegiatan menulis ini diterapkan dalam tahapan-tahapan menulis yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis ini dilakukan berdasarkan lima tahapan menulis, di antaranya 1 tahap pratulis, 2 tahap pembuatan, 3 tahap revisi, 4 tahap penyuntingan, dan 5 tahap publikasi. 5 Tahapan Menulis Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagaimana proses atau tahapan menulis yang dibagi menjadi lima tahap yang sudah disebutkan di atas. 1. Tahap Pratulis Tahapan menulis pratulis atau tahap menulis pramenulis ini merupakan tahap siap menulis. Tahapan menulis atau penemuan menulis ini diyakini bahwa 20 persen atau lebih waktu akan tersita pada tahapan ini Murray 1985. Pada tahapan pratulis ini, penulis juga akan melalui tahapan menulis lainnya meliputi, 1 memilih topik, 2 memilikirkan tujuan, bentuk, dan audiens, dan 3 memanfaatkan dan mengorganisasikan gagasan-gagasan. Pada tahapan menulis pratulis ini, penulis akan berusaha mengungkapkan apa yang akan mereka tulis. Sehingga dalam hal ini, berbagai strategi pratulis akan dilakukan dan kemudian diimplementasikan dalam bentuk tulisan untuk membantu penulis dapat menyampaikan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Tahap pratulis ini dimulai mulai dari mengumpulkan gagasan atau informasi serta penulis juga akan mulai mencoba membuat kerangka atau garis besar tulisan yang akan ditulis. Pada tahapan menulis ini, diperlukan juga meramu pendapat atau gagasan brainstorming, dilanjutkan dengan membuat klaster atau clustering, atau menyusun daftar ide atau yang disebut listing. Setelah itu, akan lahir tema dan topik tulisan sesuai dengan minat dan keinginan dari penulis. Cara menemukan tema atau topik tulisan ini umumnya terjadi karena adanya proses atau tahapan menulis awal yakni meramu pendapat atau brainstorming yang mana penulis akan memperluas wawasan dan pengetahuannya mengenai topik yang akan ia bahas. Setelah melakukan brainstorming dan mendapatkan tema serta topik tulisan, penulis bisa mulai mencari dan menentukan arah dan tujuan tulisannya. Tahapan menulis ini dapat dilakukan melalui kegiatan membaca agar dapat menelaah beberapa bentuk tulisan sebelumnya. Selain itu, tahapan melakukan kegiatan membaca ini juga sangat bermanfaat untuk memilih topik dengan melakukan observasi. Penulis juga bisa mulai membaca buku dan sastra atau buku lain yang relevan dengan topik tulisannya untuk menambah materi atau rujukan penulisan. Setelah itu, penulis membuat kerangka tulisan yang berisi mengenai tulisan bagaimana ide atau suatu gagasan yang akan ditulis disusun berdasarkan poin-poin tertentu. Membuat kerangka tulisan ini sebagai upaya agar penulis memiliki pegangan saat nanti sudah mulai menulis tulisan secara utuh. Kerangka pada tahapan menulis juga disusun sebagai pedoman penulis agar tidak menulis melebihi batasan yang sudah ia tentukan di dalam kerangka karangan tersebut. Di tahapan menulis kerangka tulisan, penulis juga harus sudah memiliki serta mengumpulkan unsur intrinsik yang lengkap dan sistematis. 2. Tahap Pembuatan Tahapan menulis yang kedua adalah tahap pembuatan. Pada tahap ini tulisan penulis sudah mulai bisa mengembangkan kerangka tulisan menjadi draf tulisan yang disusun secara kasar. Pada proses ini, penulis akan mulai lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisnya, sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan mampu tertuang ke dalam tulisan. Selama tahapan menulis ini, penulis harus mampu menyaring tulisan melalui sejumlah konsep menulis. Selama memulai proses ini, penulis mulai fokus pada konsep tulisan, fokus pada pengumpulan gagasan dalam menulis. Sehingga penting bagi penulis untuk dapat mulai meningkatkan rasa kepercayaan dirinya dalam menulis. Penulis tidak perlu takut merasa salah saat melakukan tahapan menulis yakni tahap pembuatan ini. Tak perlu khawatir atau terlalu fokus pada kesalahan, baik kesalahan ejaan, kesalahan menyusun kalimat, atau kesalahan teknikal atau mekanikal lainnya yang akan menurunkan kepercayaan diri penulis. Pada tahap menulis yakni tahap pembuatan atau menyusun draf ini, penulis akan melakukan beberapa tahap, meliputi 1 menulis draf kasar, 2 menulis konsep utama, dan 3 menekankan pada pengembangan isi tulisan. Saat mulai melakukan tahap pembuatan, proses di sini sudah meminta penulis untuk dapat mengorganisasikan ide yang sudah mereka kumpulkan melalui kegiatan brainstorming dalam bentuk draf kasar kemudian mulai menyusunnya ke dalam kalimat demi kalimat. Di tahap ini, penulis mulai belajar bercerita dan cerita tersebut dituangkan secara kasar ke dalam tulisan sembari menuangkan berbagai ide dan konsep cerita yang sudah disusun pada kerangka. Selanjutnya, penulis bisa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya secara sistematis sehingga diperlukan rasa percaya diri yang tinggi. Meski tidak mudah dalam melakukan proses ini, tetapi dengan melakukan langkah demi langkah dengan sistematis, penulis akan dimudahkan untuk dapat membuat tulisan menjadi lebih berkualitas dan juga lebih sempurna. Penulis yang percaya diri saat menulis juga akan memiliki keterampilan yang lebih baik karena tidak takut melangkah.+ Baca Juga 7 Unsur Menulis Buku Non Fiksi Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi Teknik Menulis Freewriting Tips Tidak Punya Waktu Menulis 10 Referensi Tempat yang Cocok untuk Menulis 3. Tahap Revisi Tahapan menulis yakni tahap revisi atau tahap perbaikan ini merupakan tahap di mana penulis dapat memperbaiki tulisannya. Mulai dari menambah data atau mengurangi data, kalimat, atau aspek tulisan lain yang memang harus diperbaiki, kemudian menambah atau mengurangi informasi pada tulisan, mempertajam perumusan tulisan, mengubah urutan penulisan, dan lain sebagainya. Di tahap ini, penulis juga perlu melakukan tahap yakni menyempurnakan draf atau tulisan yang telah dibuat, dengan tujuan agar tetap fokus pada tujuan tulisan. Selama tahap revisi atau perbaikan, penulis bisa menyaring berbagai ide dalam tulisan mereka. Di tahap ini, penulis biasanya sudah selesai menyelesaikan proses dan mereka akan melengkapi drafnya menjadi lebih lengkap. Meski diartikan sebagai tahapan perbaikan, revisi ini bukan hanya merupakan melakukan tahap penyempurnaan tulisan, tetapi juga mempertemukan kebutuhan pembaca pada tulisan, sehingga informasi atau gagasan yang ada di dalam tulisan benar-benar harus disusun dengan lengkap dan informatif. Penulis bisa mulai menambah, mengganti, menghilangkan, atau menyusun kembali struktur tulisan bilamana memang hasil akhir tulisannya kurang sesuai dengan tujuan tulisan pada awalnya. Penulis juga dapat melihat kembali tulisan mereka dan membandingkan dengan tulisan lain yang relevan. Sama halnya seperti tahapan menulis yang lain, tahap revisi ini dilakukan berdasarkan beberapa tahap, meliputi 1 membaca ulang tulisan atau draf kasar, 2 menyempurnakan draf kasar ke dalam tulisan jadi atau tulisan yang matang, dan 3 memperbaiki bagian yang mendapat umpan balik atau dirasa perlu diperbaiki. Di tahapan menulis ini, penulis juga bisa menambahkan berbagai aspek, misalnya ilustrasi gambar dan lain sebagainya untuk memperjelas isi tulisan dan agar pembaca lebih memahami maksud dan tujuan disampaikannya sebuah komunikasi melalui tulisan. 4. Tahap Penyuntingan Berbeda dengan tahapan menulis yakni tahap revisi, tahap penyuntingan ini dilakukan oleh penulis dengan maksud membaca lagi keseluruhan isi draf atau tulisan yang sudah utuh atau sudah selesai. Dalam tahapan menulis draf kasar, sudah dijelaskan bila diperlukan berbagai perbaikan dan juga penyempurnaan yang dilakukan melalui tahap revisi. Selanjutnya di tahap penyuntingan, masih bisa melakukan perbaikan dengan cara meneliti kembali kesalahan penulisan, kelemahan draf tulisan dengan memerhatikan ketepatan gagasan utama, pemilihan kalimat demi kalimat, tujuan penulisan, dan juga apakah tulisan yang dibuat sudah sesuai dengan kriteria penerbitan. Dalam tahapan menulis yakni penyuntingan ini, penulis juga harus memiliki keterampilan berupa penguasaan tata bahasa, ejaan, dan hal-hal yang terkait kebahasaan. Hal ini agar dilakukan agar penulis mampu memahami kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada tulisannya, sebelum akhirnya sampai pada penerbit. Pada tahap penyuntingan ini, penulis melakukan beberapa tahap, meliputi 1 mengambil jarak dari tulisan, 1 mengoreksi tulisan dengan menandai bagian yang terjadi atau ada kesalahan, dan 3 mengoreksi kesalahan dengan menyisipkan pembetulannya. Di tahap ini, penulis dituntut untuk kreatif dan memiliki keterampilan mekanikal, khususnya keterampilan penyuntingan. Ketika sudah masuk tahapan menulis penyuntingan, maka penulis perlu lebih menyempurnakan tulisannya melalui kegiatan membaca. Karena dengan memperluas atau menambah bahan bacaan, maka penulis lebih peka terhadap kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada proses penyuntingan. Dalam artian, tahapan menulis yakni tahap penyuntingan ini merupakan tahap penyempurnaan tulisan pada bentuk akhir. Penulis juga bisa memulai untuk fokus untuk menyempurnakan tulisan mereka dengan memerhatikan jika ada kesalahan baik pada tahapan menulis secara teknikal maupun mekanikal, yang bersifat ejaan, tata bahasa, dan lain-lain. 5. Tahap Publikasi Tahapan menulis yang terakhir adalah tahap publikasi. Tahapan menulis yakni publikasi ini merupakan proses terakhir dalam tahapan menulis. Dalam tahap ini, penulis biasanya sudah mulai berani untuk mengirim tulisannya ke penerbit atau ke perusahaan yang mempublikasikan tulisan, baik majalah, penerbit, dan lain sebagainya. Sebelum masuk pada tahap terakhir ini, penulis biasanya akan lebih banyak menerima komentar dan masukan sebelum akhirnya membuatnya mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan mengenai kelebihan dan kekurangan tulisan yang ia hasilkan. Pada tahap publikasi ini, biasanya penulis akan memulai dengan mempublikasikan tulisannya ke komunitas terdekatnya atau orang-orang terdekatanya terlebih dahulu. Dengan melakukan sharing tersebut, maka penulis memiliki lebih banyak penguatan dan masukan terhadap hasil tulisannya. Barulah mereka akan mencari media publikasi yang sesuai, misalnya melalui penerbit, majalah, media massa, dan lain sebagainya. Berbeda dengan berbagai tahapan yang ada di dalam tahapan menulis sebelumnya, pada tahap publikasi ini, ada tiga tahap atau tiga prosedur yang harus dilakukan penulis, meliputi 1 penulis harus mengingat kembali berbagai proses dan pendekatan yang ia gunakan dalam proses menulis lengkap dengan tahapan-tahapan yang dilaluinya. 2 Penulis harus kembali menyesuaikan tulisan yang sudah ia buat apakah sesuai dengan tujuan tulisan yang sudah ia tetapkan saat melakukan tahap membuat kerangka karangan, dan 3 terakhir, penulis harus mengetahui prosedur untuk menyampaikan tulisannya kepada penerbit tulisan. Artikel Terkait Langkah-Langkah Menulis Puisi Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula Langkah Menulis Karya Ilmiah Tahap Menulis Buku yang Perlu Diketahui 5 Tahapan Menulis Buku dengan Mudah Tahapan Menerbitkan Buku Tahap Penulisan Buku Anda punya RENCANA MENULIS BUKU atau NASKAH SIAP CETAK? Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami. Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan. Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR. Silakan ISI FORM di laman ini. . 120 220 361 391 98 465 244 91